w

Banyak Kendala Pengelolaan Sisa Pangan di Sekolah
koran.pikiran-rakyat.com - on 15 Dec 2025

Source: https://koran.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-3039855986/banyak-kendala-pengelolaan-sisa-pangan-di-sekolah

Summary:

KORAN - PIKIRAN RAKYAT - Belum semua sekolah menerapkan pendidikan dan pengelolaan sisa pangan yang efektif serta efisien. Banyak siswa menyisakan sisa-sisa makanan yang kemudian menjadi sampah di sekolah. Hal tersebut terungkap da­lam survei yang dilakukan the Southeast Asian Regional Cen­tre for Tropical Biology (Seameo Biotrop) yang melibatkan 131 sekolah di 11 pro­vinsi. Survei tersebut mengung­kapkan bahwa sisa pangan di sekolah berasal dari dalam dan luar lingkungan sekolah. Sebanyak 75,6% responden mengidentifikasi sisa makan­an dan kemasan makanan se­­bagai sumber utama sisa pangan di kantin. Sementara 48,1% melaporkan bahwa sampah berasal dari para sis­wa yang membawa makan si­ang dari rumah. Deputi Direktur Seameo Bio­trop, Doni Yusri, menga­ta­­kan, temuan tersebut me­ng­­ungkapkan adanya isu kritis, yakni rendahnya kesa­dar­an akan sisa pangan, kurang­nya pemilahan sampah dan tindakan pencegah­an, serta tidak adanya fasilitas me­ma­dai untuk pengelolaan sisa pa­ngan yang tepat. “Sangatlah penting untuk mengatasi kesenjangan tersebut agar jumlah sisa pangan dapat berkurang secara signifikan dan menciptakan ling­­kungan sekolah yang le­bih berkelanjutan,” katanya da­lam diseminasi kajian Sea­meo Biotrop di Kemendik­das­men, Rabu 10 Desember 2025. Ia menambahkan, survei itu juga mengindikasikan bah­wa sisa pangan sering di­buang bersama dengan sampah umum lainnya, tanpa pe­ngelolaan yang spesifik. Meski beberapa sekolah ada yang telah me­ng­ambil insiatif se­derhana untuk memperbaiki penangan­an si­sa pangan, se­perti membuat kompos dan memproduksi pu­puk cair. Lalu, memberikan sisa pa­ngan untuk pakan ternak. Ada juga sekolah yang mendonasikan kelebihan pangan yang masih dapat dimakan.

Doni mengatakan, data da­ri World Wildlife Fund (WW­F) menyatakan bahwa penge­lolaan sisa pangan secara efek­tif dapat mengurangi e­mi­si gas rumah kaca secara global dari sistem pangan se­besar 11%. Sementara studi dari Economist Intelligence Unit pada tahun 2017 meng­ungkapkan bahwa Indonesia menghasilkan hampir 300 kilogram sisa pangan per orang per tahun. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan me­nya­takan bahwa pada tahun 2018, sisa pangan menyumbang 41,05% dari total sampah Indonesia. Kemudian Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa 8,49% dari po­­pulasi menghadapi kera­wanan pangan pada tahun 2021, yang berarti peningkat­an sebesar 8,34% dari tahun sebelumnya. Pada kesempatan yang sa­ma, Wakil Menteri Pendi­dik­an Dasar dan Menengah, A­tip Latipulhayat, menyoroti Makan Bergizi Gratis yang rentan menyisakan sisa pa­ngan. “Saya sudah berkunjung ke beberapa sekolah de­ngan program MPG, itu ma­yo­ritas sayurannya tidak dimakan sama siswa. Saya ta­nya kenapa? Tidak enak ja­wabnya. Ini satu tantangan,” katanya. Ia mengatakan, Kemendikdasmen berupaya memberi­kan penguatan untuk pendi­dikan karakter di dalam MBG. “Jadi kami melakukan etika makan yang baik, ter­ma­suk di dalamnya soal meng­hindari, tidak boleh a­da­ sisa pangan. Jadi dari mulai penyiapannya, kemudian cara makannya, keber­sih­an dan lain sebagainya. Untuk menghindari problem sisa pa­ngan itu,” tuturnya.***



Download article

Share this: