Summary:
Heibogor.com – Sebanyak 31 tenaga pendidik dari berbagai sekolah dan jenjang pendidikan mengikuti pelatihan pertanian perkotaan yang diberikan SEAMEO Biotrop selama empat hari dari tanggal 22 hingga 25 Juli 2025 di SMAN 2 Kota Bogor.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan SEAMEO Biotrop yang diawali dengan In-House Training (IHT) internal pada Februari hingga Maret 2025. Selanjutnya workshop nasional pada 15 April 2025 yang berhasil mengidentifikasi 164 sekolah calon peserta dan 16 sekolah calon percontohan, serta FGD penentuan sekolah percontohan 16 Mei 2025 yang menetapkan jadwal pelatihan dan pendampingan lapangan hingga Oktober 2025.
Plt. Direktur SEAMEO Biotrop, Dr. Elis Rosdiawati mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program nasional yang bertujuan mendukung ketahanan pangan berbasis sekolah serta membangun komunitas pendidikan dalam pengelolaan lahan sempit secara produktif dan berkelanjutan.
“Inilah pentingnya kolaborasi dengan komunitas pendidikan dalam membangun solusi inovatif dan berkelanjutan di tengah tantangan keterbatasan lahan dan perubahan iklim,” singkatnya, Rabu (23/7/2025). Senada, Deputi Direktur Bidang Program SEAMEO Biotrop Dr. Doni Yusri menyampaikan, bahwa pertanian perkotaan tidak hanya menjawab persoalan pangan, tetapi juga menjadi wahana pendidikan karakter, kewirausahaan, dan ketahanan lingkungan. “Kami ingin menjadikan sekolah sebagai motor penggerak budaya pertanian mandiri di tengah masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, Supervisor Science Innovation and Technology Department pada SEAMEO Biotrop, Zulkarnaen Noor Syarif memaparkan, pelatihan ini diikuti oleh 31 orang peserta yang merupakan tenaga pendidik dari berbagai jenjang pendidikan dari mulai SD hingga SMA/K. Termasuk SLB dan pesantren modern di wilayah Bogor. SMAN 2 Bogor sendiri ditetapkan sebagai salah satu sekolah percontohan di wilayah barat bersama beberapa sekolah lain seperti Mataram, Ambon, Muara Enim, Riau, Jember, Bandung dan Kupang.
Selain pelatihan, SEAMEO Biotrop juga menyerahkan instalasi hidroponik portable sebagai media praktik awal di sekolah peserta, untuk memperkuat implementasi dan keberlanjutan program. “Melalui kegiatan ini, kami berharap terbentuk jaringan pendidik dan sekolah pelopor urban farming yang mampu menjadi agen perubahan dalam menciptakan ekosistem ketahanan pangan berkelanjutan berbasis komunitas pendidikan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala SMAN 2 Kota Bogor, Bambang Aryan Soekisno menyambut baik pelaksanaan pelatihan di sekolahnya dan menyatakan komitmennya untuk menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran sekaligus praktik pertanian urban. “Pelatihan ini sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini. Kami berharap siswa kami tidak hanya belajar konsep tapi juga menerapkannya secara langsung di lingkungan sekolah,” pungkasnya.
Download article